Simak do and don'ts ini jika kamu ingin menikmati liburan musim dingin di Eropa!
Sebagai warga negara tropis, tentu tidak heran jika kamu sesekali ingin menikmati musim dingin di negara lainnya, termasuk di Eropa. Namun, tentunya untuk berkunjung ke daerah yang musimnya jauh berbeda perlu ada persiapan khusus supaya bisa liburan dengan aman, nyaman dan nikmat.
Berikut ini beberapa do and don’ts yang perlu kamu ketahui jika ingin menikmati liburan musim dingin di Eropa:
1. Tidak membawa pakaian tebal
Suhu negara-negara Eropa saat musim dingin bisa mencapai 0 °C atau bahkan minus. Oleh karena itu, pastikan kamu membawa pakaian yang sesuai dengan jumlah yang disesuaikan dengan durasi liburan kamu. Berikut ini beberapa jenis baju yang bisa kamu bawa saat liburan ke Eropa menjelang musim dingin:
- Puffer jacket. Berbeda dengan jaket motor atau jaket biasa, puffer jacket atau jaket yang dilengkapi bulu angsa di dalamnya, memang didesain khusus untuk musim dingin.
- Thermal wears. Tidak jarang, jaket saja tidak cukup untuk menahan dinginnya suhu untuk tidak masuk ke dalam tubuh. Oleh karena itu, thermal wears atau baju dan celana khusus yang didesain untuk menjaga panas tubuh agar tidak keluar tetap dibutuhkan di balik tebalnya jaket.
- Kaos kaki, sarung tangan, syal dan beanie tebal. Selain bagian dada dan kaki, telapak kaki, telapak tangan dan telinga juga perlu dilindungi dari dinginnya suhu eropa. Oleh karena itu, kaos kaki, sarung tangan, syal dan beanie tebal sangat dibutuhkan.
- Sepatu bergerigi. Saat musim dingin, banyak negara Eropa yang sampai turun salju. Maka dari itu, sepatu tebal bergerigi dibutuhkan supaya kamu tidak berulang kali terpeleset.
Untungnya, saat ini barang-barang di atas relatif mudah diperoleh di toko online maupun di toko sportswear offline.
2. Tidak membawa bidet dan travel adaptor
Dua barang penting yang harus masuk lists persiapan liburan musim dingin di Eropa adalah bidet dan travel adaptor. Banyak destinasi wisata musim dingin di Eropa yang hanya menyediakan toilet duduk dengan tisu sebagai alat pembersih utama. Jadi, kamu akan membutuhkan bidet berisi air untuk membersihkan diri setelah buang air besar atau buang air kecil.
Selain bidet, kamu juga perlu membawa travel adaptor atau colokan listrik yang sesuai. Hal ini karena negara-negara Eropa menggunakan model colokan listrik yang berbeda dari Indonesia, sehingga travel adaptor dibutuhkan supaya kamu tetap bisa mengisi baterai handphone dan atau laptop dengan lancar tanpa kendala.
3. Tidak membawa kartu debit atau kredit
Kamu memang bisa berkeliling Eropa hanya menggunakan satu mata uang, yaitu Euro. Tapi, tentunya akan lebih praktis lagi jika kamu membawa moda pembayaran non tunai, seperti kartu debit dan kartu kredit berlogo mastercard atau visa. Pasalnya, hal ini berarti kamu tidak perlu membawa uang tunai dalam jumlah banyak dan bisa digunakan kapanpun dan dimanapun.
Membayar tagihan dengan kartu kredit juga memiliki keistimewaannya sendiri, seperti bisa mengumpulkan poin rewards atau miles yang bisa ditukarkan dengan diskon tiket pesawat dan restoran, serta banyak keuntungan lainnya. Apalagi jika kamu menggunakan kartu kredit Honest. Selain keuntungan seperti diskon di atas, aplikasi kartu kredit ini juga bebas biaya transaksi luar negeri, tidak seperti kartu kredit lainnya yang membebankan biaya transaksi di luar Indonesia sebesar 2.5%–3.25% dari total transaksi.
4. Tidak update ramalan cuaca
Ingin liburan tetap nyaman saat musim dingin? Maka, install aplikasi ramalan cuaca! Update ramalan cuaca adalah hal penting yang perlu kamu lakukan, supaya kamu bisa update kondisi cuaca destinasi wisata terkait dan menyesuaikan outfit untuk hari tersebut. Hal ini lebih penting lagi jika kamu berencana melakukan extreme sport, seperti ski atau snowboarding.
5. Tidak membawa obat-obatan
Obat-obatan adalah kebutuhan yang wajib dipenuhi saat mengunjungi negara-negara Eropa di kala musim dingin. Karena, suhu dingin Eropa ditambah kamu yang kelelahan bisa membuat kamu jatuh sakit. Maka dari itu, obat-obatan darurat, seperti obat masuk angin, obat demam, minyak kayu putih, koyo dan obat merah wajib dibawa.
Selain itu, kamu juga perlu membawa skin care yang dibutuhkan, seperti pelembab wajah, lip balm untuk mencegah kulit pecah-pecah, dan sunscreen untuk mencegah paparan sinar UV masuk ke kulit. Hal ini karena musim dingin dapat membuat wajahmu terasa lebih kering dan gatal. Jadi, membawa skin care khusus sangat diperlukan.
6. Tidak mengatur itinerary
Apakah kamu tipe traveler yang lebih suka menentukan jadwal main dadakan? Well, untuk mengunjungi Eropa saat musim dingin sebaiknya hal ini diminimalisir. Pertama, karena perjalanan yang panjang antara Indonesia dan Eropa, tentunya kamu perlu waktu istirahat yang cukup sebelum mulai bepergian lagi. Kedua, tidak semua destinasi wisata buka di jam normal saat musim dingin. Ketiga, kamu perlu menyesuaikan diri dengan siang yang lebih pendek di musim dingin.
Jadi, buatlah itinerary terlebih dahulu dan rencana cadangan supaya waktu liburan di Eropa saat musim dingin kamu tidak terbuang sia-sia.
Selain hal-hal di atas, tidak ada salahnya juga kamu membawa beras atau mie instan untuk dibawa liburan ke Eropa untuk berjaga-jaga jika ternyata kuliner di daerah dingin tersebut kurang sesuai dengan selera kamu pribadi.
Frequently Ask Questions
1. Kapan puncak musim dingin di Eropa?
Puncak musim dingin di Eropa antara bulan Desember hingga Januari, yaitu pada liburan natal dan tahun baru. Musim dingin berakhir pada bulan Februari.
2. Apakah Eropa bagus dikunjungi saat musim dingin?
Sebagian besar negara di Eropa sangat bagus dikunjungi selama musim dingin, sebab perayaan natal dan tahun barunya meriah.
3. Apa saja risiko bepergian ke Eropa saat musim dingin?
Risiko ke Eropa saat libur musim dingin, antara lain kemungkinan terjadinya cuaca ekstrem dan ramai dikunjungi karena sedang musim liburan akhir tahun.
Tunggu apa lagi?
Dapatkan Honest Card kamu sekarang








