Pernah dengar istilah “lebih besar pasak daripada tiang?” peribahasa yang satu ini merujuk pada jumlah pengeluaran yang lebih besar dibandingkan pendapatan, sehingga orang seringkali menggunakan utang untuk menutupi sisa pengeluaran tersebut. 

Kebiasaan seperti ini berbahaya untuk kondisi mental dan keuangan kamu dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Pasalnya, kebiasaan ini membuat kamu susah menabung untuk mempersiapkan kebutuhan di masa depan, punya utang banyak yang susah dilunasi dan membuat stres berkepanjangan. 

Nah, jika kamu sudah terlanjur memiliki gaya hidup seperti ini, berikut ini beberapa hal yang bisa kamu lakukan untuk mengatasinya:

Penyebab pengeluaran lebih besar dari pendapatan

Untuk mengatasi masalah pengeluaran lebih besar dari pendapatan, kamu harus tahu terlebih dahulu penyebab hal ini bisa terjadi. Berikut ini beberapa faktor yang bisa menyebabkan masalah defisit pendapatan ini bisa terjadi:

1. Sandwich generation

Tidak dapat dipungkiri kalau menjadi sandwich generation berpotensi membuat boncos setiap bulan. Hal ini karena kamu harus membiayai kebutuhan sehari-hari orang tua sekaligus anak dan pasangan. Akibatnya, mengatur gaji bulanan agar pas juga terasa sulit karena harus memenuhi kebutuhan 3 generasi sekaligus.

2. Tagihan dan cicilan yang menggunung

Kamu punya cicilan KPR, pakai paylater dan kartu kredit juga? Awas! Kalau nggak dikelola dengan baik, cicilan dan tagihan kredit ini bisa menggunung dan jadi lebih susah untuk dilunasi. Apalagi dengan sistem bunga berbunga, semakin lama cicilan ini dilunasi, semakin besar pula nominal pelunasan yang kamu butuhkan. 

3. Bisnis 

Penyebab pengeluaran lebih besar dari pendapatan yang ketiga adalah faktor bisnis. Bisnis bisa menjadi penyebab masalah keuangan ini pada dua tahap, yaitu tahap pendirian dan ketika bisnis tersebut merugi. Pada tahap pendirian maupun kerugian, sebuah bisnis akan lebih banyak menghasilkan pengeluaran daripada pendapatan. 

4. Pengeluaran yang tak terduga

Pengeluaran lebih besar dari pendapatan juga bisa disebabkan oleh adanya pengeluaran yang tak terduga. Misalnya, orang tua atau anak masuk ke rumah sakit, atau mobil mendadak harus masuk bengkel dan lain sebagainya. 

Tips mengatasi pengeluaran lebih besar dari pendapatan

Cara mengatasi pengeluaran lebih besar dari pendapatan bisa bervariasi tergantung dengan penyebabnya. Tapi, berikut ini beberapa hal yang bisa kamu lakukan jika gaji bulanan kamu nggak cukup untuk memenuhi pengeluaran bulanan.

1. Bicarakan dengan keluarga

Solusi ini bisa kamu lakukan jika penyebab penghasilan kamu kurang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari adalah karena kamu sandwich generation. Alih-alih menanggungnya sendiri, coba diskusikan dengan sanak saudara mengenai cara membagi beban untuk mengatasi masalah ini. 

2. Catat pengeluaran dan pilih yang bisa dikurangi

Langkah pertama yang bisa kamu lakukan untuk mengatasi masalah pengeluaran yang lebih besar dibandingkan dengan pendapatan adalah membuat daftar pengeluaran bulanan dan pilih yang bisa dikurangi.  Contohnya, dalam 1 bulan, kamu bisa menghabiskan Rp500.000 untuk membeli kopi. Kamu bisa mengurangi pengeluaran ini hingga 50% dan menggunakan Rp250.000 sisanya untuk melunasi cicilan utang. 

3. Catat aset likuid yang kamu miliki

Cara mengatasi pengeluaran lebih besar dari pendapatan yang ketiga adalah dengan memetakan aset yang kamu miliki lalu kelompokkan aset tersebut berdasarkan likuiditasnya (mudah dijual dan digadaikan atau tidak). Setelah itu, jual atau gadaikan aset tersebut dan gunakan hasilnya untuk melunasi utang yang berbunga tinggi terlebih dahulu.

Misalnya, kamu punya mobil untuk pergi ke kantor. Sebelum utang kamu semakin menumpuk, kamu bisa menjual mobil tersebut dan menggunakan uang hasil penjualannya untuk membayar utang. Sementara mobil dijual, kamu bisa pergi ke kantor menggunakan transportasi umum atau sebagian hasil penjualan dibelikan motor.

4. Menambah penghasilan

Jika semua cara di atas sudah dilakukan tapi masih belum menutupi cicilan utang kamu, maka langkah selanjutnya adalah dengan menambah penghasilan. Dengan ekosistem gig economy seperti saat ini, ada banyak pekerjaan sampingan yang bisa kamu lakukan untuk menambah cuan, seperti menjadi driver ojek online, menjadi pekerja lepas di Fiver atau Upwork dan lain sebagainya.

5. Lakukan restrukturisasi kredit

Tips lainnya adalah mengajukan restrukturisasi kredit ke bank. Kalau kamu bisa membuat alasan yang meyakinkan, maka pihak bank bisa memberikan keringanan kepadamu, entah itu berupa penurunan suku bunga atau perpanjangan tenor kredit. Tapi ingat, sebelum kamu menyetujui keringanan ini, hitung dulu berapa nominal kredit yang harus kamu bayarkan hingga akhir periode supaya kamu bisa memilih skema yang lebih baik. 

Apabila cicilan dan tagihan utang yang kamu miliki mayoritas bukan dari bank (dari pinjol misalnya), maka kamu bisa restrukturisasi kredit secara mandiri. Caranya adalah dengan mengalokasikan sebagian besar pendapatan tambahan dan hasil menyisihkan uang di atas untuk melunasi utang berbunga tinggi. Kalau masih belum cukup, kamu bisa mengambil pinjaman lagi (gali lubang tutup lubang), tapi dengan pinjaman dengan bunga yang lebih rendah. 

Misalnya, kamu punya utang sebesar Rp100.000.000 dengan bunga sebesar 24% per tahun di sebuah aplikasi pinjaman online. Dari hasil penjualan mobil, pengurangan pengeluaran bulanan dan pendapatan tambahan, kamu bisa mengumpulkan uang sebesar Rp89.000.000. Sebagai tambahan, kamu bisa menggunakan pinjaman kartu kredit dari Honest untuk melunasi utang tersebut. 

Mengapa Honest App? Karena dengan mengajukan pinjaman di aplikasi kartu kredit ini, kamu berkesempatan untuk bisa melunasi pinjaman dengan bunga 0% dan tanpa biaya administrasi. Jadi, ketika utang Rp100.000.000 di pinjol tersebut lunas, kamu memiliki waktu kurang lebih 1 bulan tambahan untuk melunasi pinjaman sebesar Rp11.000.000 tanpa bunga di Honest. 

Skema pelunasan utang yang sama juga bisa kamu gunakan untuk melunasi pinjaman di pihak lain, entah itu bank, leasing atau bahkan utang paylater.